• sales@alatuji.com

     

  • 021 8690 6777
    021 8690 6770
  • 0812 9595 7914 (Mr. Parmin)
    0813 1066 1358 (Ms. Eki)
    0812 8333 5497 (Mr. Muslim)
  • 0812 1248 2471 (Mr. Alfin)
    0819 4401 4959 (Mr. Arya)

Inilah Faktor Utama Terjatuhnya Crane Di Mekah

Jum'at, 29 Maret 2024

Jumat (11/9) petang publik di seluruh dunia mendadak tertegun. Sebuah kabar duka datang dari Mekah, Arab Saudi. Masjid Suci umat Islam di seluruh dunia, Masjidil Haram mengalami musibah jatuhnya crane konstruksi pembangunan pada sore kemarin. Setidaknya dalam laporan terakhir menyebutkan ada 107 jamaah tewas. Tak hanya itu, 238 lainnya dilaporkan dalam kondisi luka-luka. Dari seluruh korban itu, tercatat ada seorang jamaah asal Indonesia.

 

Kejadian ini membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa alat berat bisa sampai terjatuh ? apakah kesalahan manusia ?

 

Jika kamu termasuk yang menyalahkan pemerintah Arab Saudi karena meletakkan crane raksasa di Masjidil Haram dan tidak melakukan pengecekan rutin, maka itu salah besar. Karena salah seorang saksi yang berada di Masjidil Haram menyebutkan jika cuaca buruk yang kini tengah melanda Mekah adalah penyebab crane itu jatuh, seperti dilansir CNN.

 

"Saat itu kami hendak wudhu dan siap ke Masjidil Haram untuk melakukan salat Maghrib. Cuaca di Mekah memang tengah buruk. Sebelumnya badai pasir melanda Mekah yang kemudian mendadak berubah menjadi hujan badai. Semua penutup alat konstruksi terlepas dan bertebaran begitu saja. Kondisi sangat mengerikan dan alat-alat berat bergerak sendiri karena kuatnya badai, sampai akhirnya tragedi itu terjadi. Semua orang langsung berlarian meninggalkan lokasi crane itu roboh," ungkap Yahya Al Hashemi, iReporter CNN yang merekam video jatuhnya crane.

 

Kepala Sub-Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Harry Tirto Djatmiko menjelaskan, badai bisa ada jika terjadi karena perbedaan signifikan pada kecepatan angin, suhu, dan tekanan. Jika perubahan terjadi di tiga komponen dan saling bersinergi maka badai dipastikan terjadi.

 

"Jika kecepatan angin hanya mengalami kenaikan 2-5 knot, hal yang wajar, tapi lebih dari 10 knot atau lebih dari 20km/jam dan terus menerus (terjadi) maka bisa terjadi (badai pasir)," kata Harry saat berbincang dengan CNN Indonesia, Jakarta, Sabtu (12/9).

 

Untuk itu tentunya badan pemantauan cuaca di Mekah, Arab Saudi memiliki alat pemantau cuaca yang bisa disebut sebagai weather station. Weather station merupakan alat pemantau cuaca dengan kemampuan dalam mengukur kecepatan angin (anemometer), Tekanan Udara, dan Suhu.





NEWSLETTER

 

TESTIMONIALS

B2TKS

B2TKS
Sangat jarang perusahaan seperti ini di Indonesia!  Mereka terus-menerus mengikuti perkembangan inovasi engineering test & measurement, “nyambung” berdiskusi teknis dan berpengalaman, memiliki visi pengembangan teknologi pengukuran, pengujian, inspeksi dan monitoring.(Dr.-Ing. Ir. May Isnan - NDT Specialist B2TKS-BPPT)

Chevron

Chevron
Tim kerja Alat Uji dapat diandalkan. Sangat bagus dalam implementasi di lapangan. Secara umum kami puas dengan services nya!(Andre - HSE Chevron)

BPPT

BPPT
Saya baru sekali ini bertemu perusahaan engineering yang eksis seperti ini di Indonesia.  Sangat terbantu dengan solusi yang diberikan, sangat memuaskan!(Muksin Saleh, ST., MT - Fuel Conversion and Pollution Control Specialist, B2TE - BPPT)

BALITBANG

BALITBANG
Sistem monitoring yang disuplai oleh Alat Uji adalah yang tertinggi ratingnya sampai dengan saat ini dibandingkan sistem lain yang pernah kami miliki, Dengan sistem monitoring dari Alat Uji, Pengujian kami jadi lebih terkontrol karena ada visualisasi di sistemnya. (Gatot Sukmara - Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum)

 
Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji