"Kami hanya punya 2 alat, tahun depan tambah 7," ucap Isnawa di Jalan Benyamin Suaeb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (17/12).
Sedikitnya alat uji emisi yang dimiliki Dinas LH bukan disebabkan karena mahalnya harga alat uji emisi, melainkan selama ini kegiatan uji emisi biasa dilakukan secara ceremonial saja.
Selain itu, mendekati pagelaran Asian Games yang akan digelar di Jakarta pada Agustus - September mendatang, kebutuhan terhadap udara bersih dinilainya semakin meningkat.
"Alat macam-macam harganya, tergantung spesifikasinya, ada yang Rp 40, 60 sampai 100 juta. Polanya dulu, sifatnya uji emisi itu ceremonial saja, karena masih konvensional, dilakukan kalau misalnya ada kegiatan di kantor walikota dan balai kota, makanya alatnya gak banyak," ujarnya.
Oleh sebab itu, guna melancarkan program tersebut, pihaknya pun akan menggandeng sejumlah bengkel untuk juga melakukan uji emisi bagi kendaraan beroda empat.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (LH), Andono Warih menyatakan kualitas polusi udara di Jakarta saat ini berada pada tingkat sedang. Hal itu dikatakannya lebih baik daripada kota Beijing, China.
"Kualitasnya pencemaran udara sedang di Jakarta, Sebetulnya gak terlalu jelek-jelek amat, sama Beijing lebih bagus Jakarta. Kualitasnya moderate," ungkapnya.
Namun, hal mengkhawatirkan adalah kualitas udara di Jakarta sangat jarang berada pada tingkat sangat baik.
Pihaknya menemukan fakta bahwa, dalam satu tahun, udara terbersih di Jakarta hanya terjadi sebanyak 1 atau 2 hari saja. (abs)
sumber : wartakota.tribunnews.com
Topik Terkait:
- Uji Emisi Kendaraan Untuk Selamatkan Lingkungan
- Dishub Solo Adakan Uji Emisi Kendaraan Pribadi di Gladak, Ini Tujuannya!
- Kementerian Lingkungan Hidup Dukung Pemkot Bangun Angkutan Massal Yang Melewati Uji Emisi