
Operator Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng akan menyediakan fasilitas moda transportasi modern untuk mendukung mobilitas penumpang. Moda tersebut bernama Sistem Angkutan Bandara atau disingkat 'Sang Dara'. Seperi apa bentuk Sang Dara? Berikut ini hasil penelusuran pada acara pameran transportasi di SMESCO Tower, Jakarta, Kamis
Sistem ini memakai moda kereta monorel (automated people mover system). Kereta monorel ini kembangkan secara keroyakan di dalam negeri oleh konsorsium BUMN yang diketuai PT Adhi Karya Tbk (ADHI). "Sang Dara atau sistem angkutan bandara ini sinergi BUMN. Kalau konsorsiumnya ADHI, LEN dan INKA," kata Monorel Engineering Adhi Karya Darmawan.
Sang Dara rencananya akan berputar secara otomatis untuk menghubungkan terminal 1, 2 dan 3. Panjang rute perjalanan adalah 3 kilo meter. Monorel ini akan berhenti di setiap terminal. "Waktu mutar 7,89 menit dari depo sampai seluruh terminal dengan kecepatan 80 km/jam," jelasnya.
Sang Dara direncanakan bisa ground breaking atau dimulai pembangunannya pada akhir 2014. Proses konstruksi memerlukan waktu 2 tahun. Saat beroperasi, Sang Dara bisa melayani pengguna jasa selama 24 jam. Jarak antar kereta dirancang 3-5 menit. "Rencana ultimate 4 train set. Dari jam 05.00 sampai 23.00 malam. Itu yang reguler. Kalau ada permintaan khusus untuk penerbangan malam. Dia dilayani hanya 1 train set. Itu muter sampai jam 05.00," sebutnya.
Monorel Sang Dara dirancang oleh PT INKA (Persero) sementara sistem kendali dan persinyalan dikerjakan oleh PT LEN (Persero). Untuk teknologi, Sang Dara mengadopsi konsep monorel di Eropa dan Jepang. "Ini diadopsi dari Eropa dan Jepang. Kalau di Eropa misal untuk rem adopsi monorel di Swiss, alat penggerak dari Jerman," ujarnya.
Sang Dara atau monorel bandara ini dirancang PT INKA dengan kemampuan dan ketahanan yang optimal dan telah lulus pengujian. Komponen yang diuji antara lain bahan baku mesinnya. Bahan baku pilihan yang dipakai dalam rancangan Sang Dara telah diuji oleh UTM atau Universal Testing Machine.
UTM bekerja menguji ketahanan bahan baku mesinnya dengan cara ditarik dan ditekan sampai pada batas maksimal. Sehingga mesin yang digunakan tidak akan terbakar ketika sudah panas seperti pada kasus Busway yang sering terbakar. Maka setelah lulus uji oleh UTM maka Sang Dara siap untuk beroperasi di Bandara Soekarno Hatta.
Proyek monorel ini dibuat menyusul sukses proyek monorel Bandung dan proyek monorel Jakarta. Semoga dengan perbaharuan fasilitas transportasi umum ke arah lebih baik, semakin banyak pula warga yang beralih memakai transportasi umum sehingga kemacetan dapat berkurang.