Sejumlah daerah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pemasangan alat untuk deteksi dini bencana, seperti Rain Gauge atau alat pengukur curah hujan. Namun kondisi berbeda justru terjadi di Kabupaten Batang, keberadaan alat Rain Gauge yang ada di Dukuh Tampingan, Desa Tombo, Kecamatan Bandar justru rusak. Padahal daerah termasuk masuk kawasan rawan longsor.
“Keberadaan alat itu (Rain gauge) di dukuh ini sudah sejak lama, namun kondisinya saat ini sudah rusak dan tidak dapat difungsikan lagi. Jika melihat kerusakanya, ada dugaan sengaja dirusak oleh orang,” ujar warga sekitar, Rohman.
Alat pengukur curah hujan sendiri mempunyai fungsi sebagai alat pencatat intensitas curah hujan pada beberapa kurun waktu (satu minggu). Mengetahui data curah hujan dengan melihat grafik yang ada pada tabung skala.
Memberikan peringatan kepada masyarakat disekitar lokasi apabila terjadi hujan yang sangat lebat dalam waktu satu jam, dengan mengatur letak posisi switch alarm yang ada pada tabung pelampung.
Meskipun mempunyai fungsi yang cukup penting untuk mengantisipasi terjadinya bencana, namun alat tersebut diduga sengaja dirusak warga sekitar yang merasa bising dengan bunyi yang ditimbulkan. Hal itu terjadi karena curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi, sehingga alat tersebut terus berbunyi.
Sumber : http://www.radarpekalonganonline.com/56879/alat-pendeteksi-curah-hujan-rusak/
#tag : alat pengukur hujan , alat mengukur curah hujan , mengukur hujan dengan?