Gas karbondioksida adalah gas yang sangat penting untuk membantu proses fotosintesis pada tumbuhan, Akan tetapi jika jumlah CO2 di udara terlalu banyak apalagi jumlah pepohonan yang berkurang membuat jumlah CO2 yang ikut terserap juga ikut berkurang sehingga dapat membahayakan tubuh manusia.
Selain itu, kadar CO2 yang terlalu tinggi bisa naik ke atmosfer dan menghalau gelombang panas yang dipantulkan dari bumi sehingga tersebut kembali lagi ke bumi, dampaknya bumi akan menjadi sangat panas, fenomena ini diesbut dengan efek rumah kaca atau global warming.
Pembentukan CO2 umumnya terjadi karena banyaknya penggunaan bahan bakar yang terbuat dari batu bara, minyak bumi dan gas alam dalam skala yang besar. Batu bara terdiri atas sebagian besar karbon, yang apabila dibakar kan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Sedangkan gas alam dan minyak bumi termasuk golongan hidrokarbon, yang jika dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan uap air. Perlu perhatian khusus dari dunia industri agar mempunyai sistem pembuangan gas buangan maupun limbah yang baik dan tidak mencemari lingkungan.
Selain penggunaan bahan bakar, AC yang biasa dipakai di dalam mobil, rumah dan gedung perkantoran juga mengeluarkan CO2, itulah mengapa seringkali terdengar beberapa kasus keracunan CO2 akibat terlalu lama menghirup AC di dalam ruangan yang tertutup.
CO2 di dalam ruangan menjadi sangat berbahaya jika di ruangan tersebut tidak ada ventilasi atau kipas exhaust untuk membuang CO2 ke luar area ruangan sehingga sirkulasi udara di dalam ruangan tersebut menjadi sangat buruk.
Bagaimana bisa seseorang keracunan CO2 ?
Sebenarnya kadar CO2 yang dikeluarkan AC tidak terlalu tinggi, tapi jika sirkulasi udara di dalam ruangan tidak bagus apalagi jika ruangan tersebut terlalu sempit maka gas CO2 yang terhirup akan semakin tinggi akibatnya oksigen di dalam tubuh semakin menurun dan efeknya tubuh menjadi lemas sehingga dapat menyebabkan seseorang pingsan bahkan dapat menyebabkan kematian jika terlalu lama.
Maka dari itu, kadar CO2 di dalam ruangan harus selalu diukur karena pemerintah sendiri sudah mengeluarkan syarat batas aman CO2 di dalam yaitu 1000 ppm dalam 8 jam sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 1077 tentang Pedoman Penyehatan Udara di Dalam Ruang.
American Society of Heating, Refrigerating, dan Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) mendefinisikan kualitas udara dalam ruangan yang dapat diterima sebagai "udara di mana tidak ada kontaminan yang berbahaya seperti yang ditentukan oleh otoritas dengan mayoritas substansial (80% atau lebih banyak) dari orang-orang menyatakan kepuasan atas hal itu”.
Penyebab utama kualitas udara dalam ruangan adalah karbon dioksida, produk alami dari pernapasan manusia dan hewan, bahan organik yang membusuk, dan pembakaran kayu, karbohidrat, dan bahan bakar fosil. Pada kepadatan rendah, CO2 tidak berbau dan tidak berasa.
Namun, dalam ruangan diferensial, adalah pengganti untuk metrik kualitas udara tertentu, terutama persepsi penghuni dari bioeffluents yang berbau (bau badan) [8]. Tidak hanya ventilasi bangunan yang tidak memadai yang menyebabkan kelembaban dan jamur berlebih, tetapi CO2 yang meningkat meningkatkan keluhan udara pengap hingga mengganggu produktivitas penghuni dalam menjalankan aktivitas..
Dalam penelitian terkontrol yang inovatif [9], menurut Lawrence Berkeley National Laboratory, “Pada sembilan skala kinerja pengambilan keputusan, subjek tes menunjukkan penurunan yang signifikan pada enam skala pada tingkat CO2 1.000 bagian per juta (ppm) dan besar. pengurangan pada tujuh skala pada 2.500 ppm. Penurunan kinerja paling dramatis, di mana subjek dinilai sebagai 'disfungsional,' untuk mengambil inisiatif dan berpikir secara strategis ".
Penelitian ini menantang kearifan konvensional bahwa konsentrasi CO2 dari 5.000 ppm adalah batas kerja yang dapat diterima di lingkungan kerja. Bayangkan dampaknya pada pekerja kantor, instruktur, siswa, dan profesional medis ketika fungsi kognitif dan pengambilan keputusan kritis menurun.
Meskipun penelitian ini tidak menguji kemampuan belajar dibandingkan konsentrasi CO2, itu jelas menunjukkan gangguan kemampuan kognitif dan pengambilan keputusan, yang dapat mempengaruhi penalaran siswa dan nilai tes. Ini adalah panggilan bangun untuk pendidik global, dan menjamin penelitian lebih lanjut.
Maka dari itu, kadar CO2 di dalam ruangan harus selalu diukur agar tidak over sehingga kesehatan penghuni ruangan tetap terjaga. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar CO2 di dalam ruangan dengan tepat dan akurat yaitu Hobo Carbon Dioxide Data Logger
Carbon Dioxide Data Logger - HOBO MX1102
HOBO MX1102 membuat lebih mudah daripada mengukur dan mencatat CO2 pada bangunan dan lingkungan tanpa kondensasi lainnya. Ini mengukur CO2 dari 0 - 5.000 bagian per juta (ppm) - dan aplikasi HOBOmobile gratis kami * memungkinkan Anda mengakses data langsung dari ponsel atau tablet Anda dalam jarak 100 kaki.
MX1102 juga dilengkapi port USB sehingga bisa digunakan dengan komputer yang menjalankan perangkat lunak grafik dan analisis HOBOware.
Fitures
- Wireless communication via Bluetooth Smart
- Six month battery life at 5-minute CO2 logging rate
- Easy to deploy and offload using free HOBOmobile App
- Visual and audible high & low alarm thresholds
- Self-calibrating CO2 sensor technology ensures optimal accuracy at lower maintenance costs
Temperature Sensor |
|
Range |
0° to 50°C (32° to 122°F) |
Accuracy |
±0.21°C from 0° to 50°C (±0.38°F from 32° to 122°F) |
Resolution |
0.024°C at 25°C (0.04°F at 77°F) |
Drift |
<0.1°C (0.18°F) per year |
RH Sensor* |
|
Range |
1% to 90% (non-condensing) |
Accuracy |
±2% from 20% to 80% typical at 25°C (77°F) |
Hysteresis |
±2% RH |
Resolution |
0.01% at 25°C (77°F) |
Drift |
<1% per year typical |
CO2 Sensor |
|
Range |
0 to 5,000 ppm |
Accuracy |
±50 ppm ±5% of reading at 25°C (77°F) and 1,013 mbar |
Warm-up Time |
15 seconds |
Calibration |
Auto or manual to 400 ppm |
Non-linearity |
<1% of FS |
Pressure Dependence |
0.13% of reading per mm Hg (corrected via user input for elevation/altitude) |
Operating Pressure Range |
950 to 1,050 mbar (use Altitude Compensation for outside of this range) |
Compensated Pressure Range |
-305 to 5,486 m (-1,000 to 18,000 ft) |
Sensing Method |
Non-dispersive infrared (NDIR) absorption |
Response Time |
|
Temperature |
12 minutes to 90% in airflow of 1 m/s (2.2 mph) |
RH |
1 minute to 90% in airflow of 1 m/s (2.2 mph) |
CO2 |
1 minute to 90% in airflow of 1 m/s (2.2 mph) |