• sales@alatuji.com

     

  • 021 8690 6777
    021 8690 6770
  • 0812 9595 7914 (Mr. Parmin)
    0813 1066 1358 (Ms. Eki)
    0812 8333 5497 (Mr. Muslim)
  • 0812 1248 2471 (Mr. Alfin)
    0819 4401 4959 (Mr. Arya)

Masalah Yang Sering Terjadi saat Menggunakan Microhardness Tester

Jum'at, 29 Maret 2024

Hardness tester yang digunakan pada Pengujian kekerasan mico (Microhardness Testing) memiliki beberapa faktor resiko seperti tingkat akurasi yang kurang, pengukuran yang tidak tepat dan juga terlalu banyak pengulangan data. Tetapi, semua kesalahan tersebut dapat dihindarkan dengan cara menggunakan hardness tester atau alat uji kekerasan yang dijaga dengan baik, operator yang terlatih dan perpengalaman, serta lingkungan pengujian yang mendukung.

 

Pengujian micro atau Vickers serta juga knop saat ini masih sering digunakan di berbagai laboratorium, mulai dari laboratorium untuk penelitian material atau benda, hingga laborataorium untuk penentuan standart kualitas (quality control).

 

Metode penguji kekerasan (Hardness tester) ini sangat berperan penting dalam membantu menentukan nilai “kekerasan lapisan dangkal” seperti kekerasan permukaan, kekerasan pada lapisan dan juga kedalaman permukaan. Pengujian ini biasanya digunakan untuk menguji material yang memiliki ukuran kecil ataupun tipis.

 

Sebenarnya pengujian Vickers sangat akurat untuk menguji kekuatan pada material. Sayangnya, banyak orang yang beranggapan kalau uji kekerasan micro atau Vickers ini memakan banyak waktu, terlalu sulit dan sangat subyektif. Namun, sekarang ini dengan perkembangan teknologi “microhardness tester” saat ini semua keluhan tersebut bisa teratasi berkat teknologi terbaru dari TIME.

 

Alat microhardness tester sanggup menguji berbagai material halus. Gaya tekan yang diberikan sangat ringan (mulai dari 10-1.000 g.) sehingga harus diaplikasikan secara tepat dan akurat. Selain itu, tingkat impressi yang dihasilkan (biasanya berukuran 10 mikron) harus diukur dengan tepat dengan pembesaran yang cukup tinggi. Biasanya ada beberapa masalah sering timbul karena persyaratan dalam pengujian ini sangat ketat.

 

 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masalah pada pengujian Vickers atau microhardness ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu akurasi, korelasi pengukuran dan pengulangan. Ketiga masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mesin uji kekerasan (hardness tester), operator, lingkungan, persiapan pengujian material dan juga kalibrasi.

 

Beberapa faktor tersebut diantaranya :

 

  • Akurasi

Kemampuan alat atau instrument membaca secara linier sesuai dengan standart kekerasan yang ditetapkan (certified test blocks) serta mampu mentransfer tingkat keakuratan ini pada material yang diuji.

 

  • Pengulangan

Mampu menduplikasi hasil yang sudah sesuai standart kekerasan untuk material uji lainnya.

 

  • Korelasi

Mencapai hasil yang sama dengan cara mencocokan melalui dua operator yang menguji dengan mesin yang sama. Jika terdapat atau angka yang berbeda berarti ada kesalahan di dalam pengujiannya.

 

Beberapa Faktor Utama Penyebab Kesalahan dalam Uji Kekerasan Micro

Agar kita lebih memahami masalah yang terjadi, sebaiknya kita menghubungkan dengan penyebab utamanya. Berikut ini penjelasannya :

 

Mesin Pengujian

Microhardness Tester menggunakan beban mati untuk menciptakan gaya tekanan sehingga dapat menimbulkan kesalahan ketika melakukan pembesaran. Tidak seperti pengujian Rockwell hardness tester yang menggunakan beban (10-2000 gf) dengan menumpuk beban mati langsung di atas indentor sehingga dapat meminimalisir kesalahan ketika pembesaran.

 

Operator

Kesalahan ini yang sering terjadi karena ketika dua operator melakukan pengukuran material yang sama dalam satu tempat, material yang diuji pun sama tapi hasil pengukurannya berbeda. Maka dari itu, butuh kesapakatan setiap operator dalam menentukan hasil akhir pengukuran nilai kekerasan material.

 

Lingkungan

Kondisi lingkungan yang kurang memadai atau tidak mendukung dapat mempengaruhi hasil pada pengujian. Beberapa kondisi lingkungan yang berpengaruh yaitu cahaya terlalu berlebih, getaran yang terlalu kuat serta terlalu banyak kotoran atau partikel halus disekitar lokasi pengujian.

 

Material yang Diuji

Biasanya, material dipotong dan dipasang bakelite terlebih dahulu sebelum diuji. Setelah material dipotong, selanjutnya akan dipoles agar lebih halus dan bebas goresan. Dengan begitu operator bisa mengamati setiap permukaan dengan jelas.

 

Namun, di dalam laboratorium produksi biasanya ada banyak tuntutan produksi sehingga cukup menghabiskan waktu. Efeknya, material yang akan diuji harus dipoles atau dihaluskan dengan cepat sehingga masih kurang sempurna dan terkadang masih sedikit bergelombang.

 

Kalibrasi

Kesalahan dalam melakukan kalibrasi microhardness atau vicker hardness tester dapat menimbulkan perbedaan pada hasil pengukuran. Maka dari itu, dalam melakukan kalibrasi harus diamati dengan baik agar tidak terjadi perbedaan ketika melakukan pengukuran.

Hardness tester yang digunakan pada Pengujian kekerasan mico (Microhardness Testing) memiliki beberapa faktor resiko seperti tingkat akurasi yang kurang, pengukuran yang tidak tepat dan juga terlalu banyak pengulangan data. Tetapi, semua kesalahan tersebut dapat dihindarkan dengan cara menggunakan hardness tester atau alat uji kekerasan yang dijaga dengan baik, operator yang terlatih dan perpengalaman, serta lingkungan pengujian yang mendukung.

 

Pengujian micro atau Vickers serta juga knop saat ini masih sering digunakan di berbagai laboratorium, mulai dari laboratorium untuk penelitian material atau benda, hingga laborataorium untuk penentuan standart kualitas (quality control).

 

Metode penguji kekerasan (Hardness tester) ini sangat berperan penting dalam membantu menentukan nilai “kekerasan lapisan dangkal” seperti kekerasan permukaan, kekerasan pada lapisan dan juga kedalaman permukaan. Pengujian ini biasanya digunakan untuk menguji material yang memiliki ukuran kecil ataupun tipis.

 

Sebenarnya pengujian Vickers sangat akurat untuk menguji kekuatan pada material. Sayangnya, banyak orang yang beranggapan kalau uji kekerasan micro atau Vickers ini memakan banyak waktu, terlalu sulit dan sangat subyektif. Namun, sekarang ini dengan perkembangan teknologi “microhardness tester” saat ini semua keluhan tersebut bisa teratasi berkat teknologi terbaru dari TIME.

 

Alat microhardness tester sanggup menguji berbagai material halus. Gaya tekan yang diberikan sangat ringan (mulai dari 10-1.000 g.) sehingga harus diaplikasikan secara tepat dan akurat. Selain itu, tingkat impressi yang dihasilkan (biasanya berukuran 10 mikron) harus diukur dengan tepat dengan pembesaran yang cukup tinggi. Biasanya ada beberapa masalah sering timbul karena persyaratan dalam pengujian ini sangat ketat.

 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masalah pada pengujian Vickers atau microhardness ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu akurasi, korelasi pengukuran dan pengulangan. Ketiga masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mesin uji kekerasan (hardness tester), operator, lingkungan, persiapan pengujian material dan juga kalibrasi.

 

Beberapa faktor tersebut diantaranya :

 

Akurasi

Kemampuan alat atau instrument membaca secara linier sesuai dengan standart kekerasan yang ditetapkan (certified test blocks) serta mampu mentransfer tingkat keakuratan ini pada material yang diuji.

 

Pengulangan

Mampu menduplikasi hasil yang sudah sesuai standart kekerasan untuk material uji lainnya.

 

Korelasi

Mencapai hasil yang sama dengan cara mencocokan melalui dua operator yang menguji dengan mesin yang sama. Jika terdapat atau angka yang berbeda berarti ada kesalahan di dalam pengujiannya.

 

Beberapa Faktor Utama Penyebab Kesalahan dalam Uji Kekerasan Micro

Agar kita lebih memahami masalah yang terjadi, sebaiknya kita menghubungkan dengan penyebab utamanya. Berikut ini penjelasannya :

 

Mesin Pengujian

Microhardness Tester menggunakan beban mati untuk menciptakan gaya tekanan sehingga dapat menimbulkan kesalahan ketika melakukan pembesaran. Tidak seperti pengujian Rockwell hardness tester yang menggunakan beban (10-2000 gf) dengan menumpuk beban mati langsung di atas indentor sehingga dapat meminimalisir kesalahan ketika pembesaran.

 

Operator

Kesalahan ini yang sering terjadi karena ketika dua operator melakukan pengukuran material yang sama dalam satu tempat, material yang diuji pun sama tapi hasil pengukurannya berbeda. Maka dari itu, butuh kesapakatan setiap operator dalam menentukan hasil akhir pengukuran nilai kekerasan material.

 

Lingkungan

Kondisi lingkungan yang kurang memadai atau tidak mendukung dapat mempengaruhi hasil pada pengujian. Beberapa kondisi lingkungan yang berpengaruh yaitu cahaya terlalu berlebih, getaran yang terlalu kuat serta terlalu banyak kotoran atau partikel halus disekitar lokasi pengujian.

 

Material yang Diuji

Biasanya, material dipotong dan dipasang bakelite terlebih dahulu sebelum diuji. Setelah material dipotong, selanjutnya akan dipoles agar lebih halus dan bebas goresan. Dengan begitu operator bisa mengamati setiap permukaan dengan jelas.

 

Namun, di dalam laboratorium produksi biasanya ada banyak tuntutan produksi sehingga cukup menghabiskan waktu. Efeknya, material yang akan diuji harus dipoles atau dihaluskan dengan cepat sehingga masih kurang sempurna dan terkadang masih sedikit bergelombang.

 

Kalibrasi

Kesalahan dalam melakukan kalibrasi microhardness atau vicker hardness tester dapat menimbulkan perbedaan pada hasil pengukuran. Maka dari itu, dalam melakukan kalibrasi harus diamati dengan baik agar tidak terjadi perbedaan ketika melakukan pengukuran.




Produk Terkait dengan artikel Masalah Yang Sering Terjadi saat Menggunakan Microhardness Tester


 


NEWSLETTER

 

TESTIMONIALS

B2TKS

B2TKS
Sangat jarang perusahaan seperti ini di Indonesia!  Mereka terus-menerus mengikuti perkembangan inovasi engineering test & measurement, “nyambung” berdiskusi teknis dan berpengalaman, memiliki visi pengembangan teknologi pengukuran, pengujian, inspeksi dan monitoring.(Dr.-Ing. Ir. May Isnan - NDT Specialist B2TKS-BPPT)

Chevron

Chevron
Tim kerja Alat Uji dapat diandalkan. Sangat bagus dalam implementasi di lapangan. Secara umum kami puas dengan services nya!(Andre - HSE Chevron)

BPPT

BPPT
Saya baru sekali ini bertemu perusahaan engineering yang eksis seperti ini di Indonesia.  Sangat terbantu dengan solusi yang diberikan, sangat memuaskan!(Muksin Saleh, ST., MT - Fuel Conversion and Pollution Control Specialist, B2TE - BPPT)

BALITBANG

BALITBANG
Sistem monitoring yang disuplai oleh Alat Uji adalah yang tertinggi ratingnya sampai dengan saat ini dibandingkan sistem lain yang pernah kami miliki, Dengan sistem monitoring dari Alat Uji, Pengujian kami jadi lebih terkontrol karena ada visualisasi di sistemnya. (Gatot Sukmara - Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum)

 
Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji Alat Uji