Hardness tester yang digunakan pada Pengujian kekerasan mico (Microhardness Testing) memiliki beberapa faktor resiko seperti tingkat akurasi yang kurang, pengukuran yang tidak tepat dan juga terlalu banyak pengulangan data. Tetapi, semua kesalahan tersebut dapat dihindarkan dengan cara menggunakan hardness tester atau alat uji kekerasan yang dijaga dengan baik, operator yang terlatih dan perpengalaman, serta lingkungan pengujian yang mendukung.
Pengujian micro atau Vickers serta juga knop saat ini masih sering digunakan di berbagai laboratorium, mulai dari laboratorium untuk penelitian material atau benda, hingga laborataorium untuk penentuan standart kualitas (quality control).
Metode penguji kekerasan (Hardness tester) ini sangat berperan penting dalam membantu menentukan nilai “kekerasan lapisan dangkal” seperti kekerasan permukaan, kekerasan pada lapisan dan juga kedalaman permukaan. Pengujian ini biasanya digunakan untuk menguji material yang memiliki ukuran kecil ataupun tipis.
Sebenarnya pengujian Vickers sangat akurat untuk menguji kekuatan pada material. Sayangnya, banyak orang yang beranggapan kalau uji kekerasan micro atau Vickers ini memakan banyak waktu, terlalu sulit dan sangat subyektif. Namun, sekarang ini dengan perkembangan teknologi “microhardness tester” saat ini semua keluhan tersebut bisa teratasi berkat teknologi terbaru dari TIME.
Alat microhardness tester sanggup menguji berbagai material halus. Gaya tekan yang diberikan sangat ringan (mulai dari 10-1.000 g.) sehingga harus diaplikasikan secara tepat dan akurat. Selain itu, tingkat impressi yang dihasilkan (biasanya berukuran 10 mikron) harus diukur dengan tepat dengan pembesaran yang cukup tinggi. Biasanya ada beberapa masalah sering timbul karena persyaratan dalam pengujian ini sangat ketat.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masalah pada pengujian Vickers atau microhardness ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu akurasi, korelasi pengukuran dan pengulangan. Ketiga masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mesin uji kekerasan (hardness tester), operator, lingkungan, persiapan pengujian material dan juga kalibrasi.
Beberapa faktor tersebut diantaranya :
- Akurasi
Kemampuan alat atau instrument membaca secara linier sesuai dengan standart kekerasan yang ditetapkan (certified test blocks) serta mampu mentransfer tingkat keakuratan ini pada material yang diuji.
- Pengulangan
Mampu menduplikasi hasil yang sudah sesuai standart kekerasan untuk material uji lainnya.
- Korelasi
Mencapai hasil yang sama dengan cara mencocokan melalui dua operator yang menguji dengan mesin yang sama. Jika terdapat atau angka yang berbeda berarti ada kesalahan di dalam pengujiannya.
Beberapa Faktor Utama Penyebab Kesalahan dalam Uji Kekerasan Micro
Agar kita lebih memahami masalah yang terjadi, sebaiknya kita menghubungkan dengan penyebab utamanya. Berikut ini penjelasannya :
Mesin Pengujian
Microhardness Tester menggunakan beban mati untuk menciptakan gaya tekanan sehingga dapat menimbulkan kesalahan ketika melakukan pembesaran. Tidak seperti pengujian Rockwell hardness tester yang menggunakan beban (10-2000 gf) dengan menumpuk beban mati langsung di atas indentor sehingga dapat meminimalisir kesalahan ketika pembesaran.
Operator
Kesalahan ini yang sering terjadi karena ketika dua operator melakukan pengukuran material yang sama dalam satu tempat, material yang diuji pun sama tapi hasil pengukurannya berbeda. Maka dari itu, butuh kesapakatan setiap operator dalam menentukan hasil akhir pengukuran nilai kekerasan material.
Lingkungan
Kondisi lingkungan yang kurang memadai atau tidak mendukung dapat mempengaruhi hasil pada pengujian. Beberapa kondisi lingkungan yang berpengaruh yaitu cahaya terlalu berlebih, getaran yang terlalu kuat serta terlalu banyak kotoran atau partikel halus disekitar lokasi pengujian.
Material yang Diuji
Biasanya, material dipotong dan dipasang bakelite terlebih dahulu sebelum diuji. Setelah material dipotong, selanjutnya akan dipoles agar lebih halus dan bebas goresan. Dengan begitu operator bisa mengamati setiap permukaan dengan jelas.
Namun, di dalam laboratorium produksi biasanya ada banyak tuntutan produksi sehingga cukup menghabiskan waktu. Efeknya, material yang akan diuji harus dipoles atau dihaluskan dengan cepat sehingga masih kurang sempurna dan terkadang masih sedikit bergelombang.
Kalibrasi
Kesalahan dalam melakukan kalibrasi microhardness atau vicker hardness tester dapat menimbulkan perbedaan pada hasil pengukuran. Maka dari itu, dalam melakukan kalibrasi harus diamati dengan baik agar tidak terjadi perbedaan ketika melakukan pengukuran.
Hardness tester yang digunakan pada Pengujian kekerasan mico (Microhardness Testing) memiliki beberapa faktor resiko seperti tingkat akurasi yang kurang, pengukuran yang tidak tepat dan juga terlalu banyak pengulangan data. Tetapi, semua kesalahan tersebut dapat dihindarkan dengan cara menggunakan hardness tester atau alat uji kekerasan yang dijaga dengan baik, operator yang terlatih dan perpengalaman, serta lingkungan pengujian yang mendukung.
Pengujian micro atau Vickers serta juga knop saat ini masih sering digunakan di berbagai laboratorium, mulai dari laboratorium untuk penelitian material atau benda, hingga laborataorium untuk penentuan standart kualitas (quality control).
Metode penguji kekerasan (Hardness tester) ini sangat berperan penting dalam membantu menentukan nilai “kekerasan lapisan dangkal” seperti kekerasan permukaan, kekerasan pada lapisan dan juga kedalaman permukaan. Pengujian ini biasanya digunakan untuk menguji material yang memiliki ukuran kecil ataupun tipis.
Sebenarnya pengujian Vickers sangat akurat untuk menguji kekuatan pada material. Sayangnya, banyak orang yang beranggapan kalau uji kekerasan micro atau Vickers ini memakan banyak waktu, terlalu sulit dan sangat subyektif. Namun, sekarang ini dengan perkembangan teknologi “microhardness tester” saat ini semua keluhan tersebut bisa teratasi berkat teknologi terbaru dari TIME.
Alat microhardness tester sanggup menguji berbagai material halus. Gaya tekan yang diberikan sangat ringan (mulai dari 10-1.000 g.) sehingga harus diaplikasikan secara tepat dan akurat. Selain itu, tingkat impressi yang dihasilkan (biasanya berukuran 10 mikron) harus diukur dengan tepat dengan pembesaran yang cukup tinggi. Biasanya ada beberapa masalah sering timbul karena persyaratan dalam pengujian ini sangat ketat.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masalah pada pengujian Vickers atau microhardness ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu akurasi, korelasi pengukuran dan pengulangan. Ketiga masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mesin uji kekerasan (hardness tester), operator, lingkungan, persiapan pengujian material dan juga kalibrasi.
Beberapa faktor tersebut diantaranya :
Akurasi
Kemampuan alat atau instrument membaca secara linier sesuai dengan standart kekerasan yang ditetapkan (certified test blocks) serta mampu mentransfer tingkat keakuratan ini pada material yang diuji.
Pengulangan
Mampu menduplikasi hasil yang sudah sesuai standart kekerasan untuk material uji lainnya.
Korelasi
Mencapai hasil yang sama dengan cara mencocokan melalui dua operator yang menguji dengan mesin yang sama. Jika terdapat atau angka yang berbeda berarti ada kesalahan di dalam pengujiannya.
Beberapa Faktor Utama Penyebab Kesalahan dalam Uji Kekerasan Micro
Agar kita lebih memahami masalah yang terjadi, sebaiknya kita menghubungkan dengan penyebab utamanya. Berikut ini penjelasannya :
Mesin Pengujian
Microhardness Tester menggunakan beban mati untuk menciptakan gaya tekanan sehingga dapat menimbulkan kesalahan ketika melakukan pembesaran. Tidak seperti pengujian Rockwell hardness tester yang menggunakan beban (10-2000 gf) dengan menumpuk beban mati langsung di atas indentor sehingga dapat meminimalisir kesalahan ketika pembesaran.
Operator
Kesalahan ini yang sering terjadi karena ketika dua operator melakukan pengukuran material yang sama dalam satu tempat, material yang diuji pun sama tapi hasil pengukurannya berbeda. Maka dari itu, butuh kesapakatan setiap operator dalam menentukan hasil akhir pengukuran nilai kekerasan material.
Lingkungan
Kondisi lingkungan yang kurang memadai atau tidak mendukung dapat mempengaruhi hasil pada pengujian. Beberapa kondisi lingkungan yang berpengaruh yaitu cahaya terlalu berlebih, getaran yang terlalu kuat serta terlalu banyak kotoran atau partikel halus disekitar lokasi pengujian.
Material yang Diuji
Biasanya, material dipotong dan dipasang bakelite terlebih dahulu sebelum diuji. Setelah material dipotong, selanjutnya akan dipoles agar lebih halus dan bebas goresan. Dengan begitu operator bisa mengamati setiap permukaan dengan jelas.
Namun, di dalam laboratorium produksi biasanya ada banyak tuntutan produksi sehingga cukup menghabiskan waktu. Efeknya, material yang akan diuji harus dipoles atau dihaluskan dengan cepat sehingga masih kurang sempurna dan terkadang masih sedikit bergelombang.
Kalibrasi
Kesalahan dalam melakukan kalibrasi microhardness atau vicker hardness tester dapat menimbulkan perbedaan pada hasil pengukuran. Maka dari itu, dalam melakukan kalibrasi harus diamati dengan baik agar tidak terjadi perbedaan ketika melakukan pengukuran.