Kekerasan (Hardness) adalah salah satu karakter mekanik (Mechanical properties) berasal dari suatu material. Kekerasan suatu material perlu diketahui khususnya untuk material yang di dalam penggunaanya dapat mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis.
Deformasi plastis sendiri suatu keadaan berasal dari suatu material saat material berikut diberikan style maka susunan mikro berasal dari material berikut telah tidak mampu lagi ke wujud asal bermakna material berikut tidak mampu lagi ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).
Uji kekerasan(hardness tester) adalah pengujian yang paling efisien untuk menguji kekerasan berasal dari suatu material, dikarenakan bersama dengan pengujian ini kita mampu bersama dengan enteng jelas gambaaran karakter mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran cuma dikerjakan pada suatu titik, atau daerah khusus saja, nilai kekerasan memadai valid untuk tunjukkan kemampuan suatu material. Dengan laksanakan uji keras, material mampu bersama dengan enteng di golongkan sebagai material ulet atau getas.
Mengapa sangat diperlukannya pengujian kekerasan (hardness tester) ?
Dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan memahami dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material dan melihat mutu untuk memastikan suatu material tersebut memeiliki spesifikasi dan kualitas tertentu.
Umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yaitu :
Brinnel (HB / BHN)
Pengujian kekerasan menggunakan metode brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor (atau biasa disebut dengan bola baja) yang ditekan pada permukaan material tersebut.
Baiknya, pengujian brinell ditujukan untuk material yang memiliki permukaan kasar dengan uji kekuatan antara 500-3000 kgf. Identor (bola baja) biasanya telah dikeraskan dan di plating atau terbuat dari bahan karbida tungsen.
Rockwell (HR / RHN)
Pengujian kekerasan metode Rockwell bertujuan mengetahui kekerasan suatu material dengan perhitungan yang tepat suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap identor kerucut ataupun bola baja intan yang ditekan pada permukaan material uji tersebut
Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan dengan metode Rockwell.
HR = E - e
Dimana :
F0 = Beban Minor(Minor Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor(Major Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mm
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness
Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala dan range uji dalam skala Rockwell.
Tabel 1 Rockwell Hardness Scales
Scale |
Indentor |
F0 (kgf) |
F1 (kgf) |
F (kgf) |
E |
Jenis Material Uji |
A |
Diamond cone |
10 |
50 |
60 |
100 |
Exremely hard materials, tugsen carbides, dll |
B |
1/16" steel ball |
10 |
90 |
100 |
130 |
Medium hard materials, low dan medium carbon steels, kuningan, perunggu, dll |
C |
Diamond cone |
10 |
140 |
150 |
100 |
Hardened steels, hardened and tempered alloys |
D |
Diamond cone |
10 |
90 |
100 |
100 |
Annealed kuningan dan tembaga |
E |
1/8" steel ball |
10 |
90 |
100 |
130 |
Berrylium copper,phosphor bronze, dll |
F |
1/16" steel ball |
10 |
50 |
60 |
130 |
Alumunium sheet |
G |
1/16" steel ball |
10 |
140 |
150 |
130 |
Cast iron, alumunium alloys |
H |
1/8" steel ball |
10 |
50 |
60 |
130 |
Plastik dan soft metals seperti timah |
K |
1/8" steel ball |
10 |
140 |
150 |
130 |
Sama dengan H scale |
L |
1/4" steel ball |
10 |
50 |
60 |
130 |
Sama dengan H scale |
M |
1/4" steel ball |
10 |
90 |
100 |
130 |
Sama dengan H scale |
P |
1/4" steel ball |
10 |
140 |
150 |
130 |
Sama dengan H scale |
R |
1/2" steel ball |
10 |
50 |
60 |
130 |
Sama dengan H scale |
S |
1/2" steel ball |
10 |
90 |
100 |
130 |
Sama dengan H scale |
V |
1/2" steel ball |
10 |
140 |
150 |
130 |
Sama dengan H scale |
Vickers(HV/VHN)
Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode vickers bertujuan untuk menentukan kekerasan terhadap suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor yang cukup kecil dan mempunyai geometri berbentuk piramid seperti ditujukan pada gambar 3. Beban yang dikenakan pun jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengujian rockwell dan juga brinell yaitu antara 1 hingga 1000 gram.
Angka kekerasan vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi atau koefisien dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136°/2).
Micro Hardness(knoop hardness)
Micro Hardness test sering disebut dengan knoop hardness testing merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian yang rendah dalam nilai kekerasannya. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur sebuah material yang getas seperti keramik
Dimana,
HK = Angka kekerasan Knoop
F = Beban (kgf)
l = Panjang dari indentor (mm)
Nah, setelah kita mengetahui macam-macam pengujian untuk uji kekerasan maka kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk menentukan metode uji kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :
- Permukaan material
- Jenis dan dimensi material
- Jenis data yang diinginkan
- Ketersedian alat uji