
Pada musim hujan yang diperkirakan terjadi mulai bulan November 2012 hingga April 2013 nanti, diperkirakan beberapa daerah di Provinsi Jambi akan mengalami cuaca ekstrim. Prakirawan Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Gumilang mengatakan, cuaca ekstrim yang disebutkan itu berupa terjadinya hujan deras yang disertai dengan tiupan angin puting beliung.
“Kita memperkirakan di daerah Muaro Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur yang mengalami cuaca ekstrim itu,” ungkap Gumilang (21/10/2012)
Sampai saat ini, Gumilang belum bisa memastikan secara spesifik di bagian daerah mana yang bakal terkena cuaca buruk. Jika nanti akan terjadi perubahan yang lain pada satelit pemantau di BMKG, maka pihaknya akan memberikan peringatan kepada masyarakat.
Untuk data kecepatan angin, curah hujan dan bagian dari cuaca lainnya dapat dipantau dengan instrumen weather station yang sangat membantu untuk perekaman data cuaca.Selain untuk merekam data cuaca untuk pemerintahan, instrumen weather station ini dapat dipakai di area agraris, pertambangan dll untuk pekerjaan industri perusahaan.
Kenapa weather station penting? Perekaman data cuaca sangatlah penting karena dalam kurun waktu tertentu cuaca dapat berubah sewaktu-waktu tanpa diduga sehingga perekaman ini sangat bermanfaat untuk diinformasikan kepada masyarakat.
“Daerah Batanghari itu kan banyak bagiannya, tentu angin puting beliungnya tidak mampir di semua daerah Batanghari. Jadi untuk menentukan daerah mana yang akan dihampiri puting beliung, nanti akan kita kabarin, jadi untuk sekarang saya himbau untuk berhati-hati saja,” terangnya.
Untuk diketahui, pada saat ini, kondisi cuaca di daerah Provinsi Jambi masih dominan berawan. Terutama pada Kota Jambi. Dijelaskan Gumilang, untuk kondisi diperairan Provinsi Jambi, tinggi gelombang masih dalam keadaan normal. Yaitu 0,8 hingga 1,8 meter. Sedangkan angina masih bertiup dari tenggara hingga Selatan dengan kecepatan 8-25 km/jam.
“Prakiraan per 15-22 Oktober, cuacanya masih normal. Tapi untuk tujuh hari ke depan, datanya belum kita rekap,” jelas Gumilang.
disadur dari sumber : tribunnews.com