Masyarakat DKI Jakarta terus mengajukan permohonan penebangan pohon-pohon tua untuk menghindari bencana saat terjadi angina kencang. Dinas kehutanan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, hamper seluruh wilayah di Ibu Kota mengajukan, terbanyak dari Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
“Dari pertengahan Februari hingga 15 Juli 2019 kemarin, ada 500an permohonan yang masuk dengan rata-rata permintaan satu sampai tiga pohon permintaan,” kata staf Uni Pengelola Pengembangan Tanaman Perkotaan Dinas Kehutananan Provinsi DKI Jakarta Fitri kepada HARIAN NASIONAL kemarin.
Nantinya, setiap pohon yang ditebang akan dikompensasi dengan tiga pohon tanam di sekitar lokasi. Banyaknya permohonan yang masuk itu karena daerah-daerah tersebut belummasuk program perapihan. “semua terbatas. Pekerja dan alatnya terbatas. Jadi, belum sampai di tanami oleh petugas. Sementara pemohon sudah ketakukan. Kalau ada angina dan hujan deras pohonnya tinggi dan goyang-goyang atau perakarnya sudah ke bangunan, khawatir sehingga bersurat,” ujarnya.
Dinas kehutanan mengapresiasi kekhawatiran masyarakat dengan adanya banyak permohonan itu. Namun, kata Fitri, terkadang setelah di kaji ternyata kondisi pepohonan hanya perlu dipangkas dan dirapihkan. “Yang paling banyak melapor dari Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan terakhir Jakarta Utara,” Katanya.
Kasubag Program Dinas kehutanan Provinsi DKI jakarta Eko Cahyono mengatakan, pihaknya akan melakukan pendataan ulang terkait jumlah pohon yang ada di Jakarta saat ini. “Kami mau buat system pendataan pohon. Terakhir kali pendataan itu tahun 2011, itu baru sekitar 11 ribuan. Kalau pohon di seluruh DKI Jakarta mungkin bisa lebih dari 4 juta pohon, namun. Kami belum ada pendataan pohon secara keseluruhan,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Eko, tim patrol dari Dinas Kehutanan baru sebatas melakukan pemantauan secara visual setiap hari. “Tiap hari mereka jalan. Di suku dinas ada, di dinas ada, tergantung wilayah kerjanya masing-masing, Kalau jalur-jalur protocol, seperti di Thamrin itu dinas. Kalau yang di pinggiran itu biasanya suku dinas.”
Dari berbagai sampel yang ditemukan tim di lapangan, pohon yang sudah berusia tua belum tentu rawan tumbang. Faktor utama pohon tumbang dipengaruhi oleh kondisi akar yang bermasalah. “Yang paling riskan itu di akarnya. Kalau kemiringan pohon bisa jelas kelihatan. Kalau kita lihat batangnya miring bisa kita treatmeant. Tetapi kalau kemiringannya lebih dari 30 derajat, mau tidak mau harus dipertahankan dengan tinggi yang tidak terlalu tinggi atau dia bisa ditebang jikau sudah mengganggu,” kata Eko.
Bedasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Jumlah pohon tua yang paling banyak dan masuk kategoro rawan terdapat, di kawasan Jakarta Selatan. Daerah tersebut paling banyak memiliki pepohonan rindang.
Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Adi Ripaldi mengatakan, hasil prakiraan memperlihatkan kecepatan angina untuk wilayah DKI Jakarta saat ini masuh berkisar antara 10-30 km perjam atau masih kategori normal. Angin kencang di wilayah perkotaan juga dipengaruhi oleh adanya halangan dari gedung, sehingga terkadang angina kencang tidak terasa di suatu tempat. “Namun di wilayah yang sempit atau di antara lorong-lorong gedung justru terasa angin masuk ke area yang menyempit sehingga bertiup terasa lebih kencang,” ujarnya.
Untuk periode kemarau tahun ini, aktivitas siklon atau badai tropis di wilayah utara laut Indonesia belum terlalu intens sehingga belum banyak muncul siklon yang memicu angina kencang di wilayah Indonesia. “Untuk minggu ini yang berpotensi angina kencang tidak terjadi di wilayah DKI Jakarta, tetapi di wilayah Aceh dan Kalimantan Barat,”